Selasa, 12 Februari 2013

Lain Lubuk Lain Ikannya, Beda Demokrat & PKS Sikapi Jeratan Kasus Korupsi

 
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan keterlibatan petinggi Partai Demokrat dalam kasus korupsi mengakibatkan turunnya elektabilitas partai yang didirikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Para elit Partai Demokrat (PD) segera mendesak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina untuk mengambil tindakan penyelamatan partai.
Yunarto Widjaja, pengamat politik Charta Politika mengatakan apa yang dilakukan para elit PD tersebut justru tidak etis dan tidak tepat. Tindakan mereka malah cenderung membuat masalah baru, ketimbang solusi untuk menaikkan elektabilitas PD. ”Tindakan Jero Wacik dan petinggi Demokrat lain ini bukan solusi tapi justru membuat masalah baru,” ujar Yunarto, Senin (4/2).

Kasus korupsi yang menjerat para petinggi partai, tak hanya terjadi di PD. Baru-baru ini, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfie Hasan Ishaaq juga tersandung kasus suap impor daging sapi.
Lain lubuk lain ikannya, langkah Demokrat dan PKS dalam menyikapi kasus yang menjerat petingginya ternyata berbeda. PD, menurut Yunarto, kasus-kasus itu malah berubah jadi “tsunami” politik di internal partainya. “Mereka jadikan ini sebagai momentum untuk saling menjatuhkan antara satu sama lain,” ujar Yunarto.
Sedangkan pihak PKS, justru menyikapi kasus itu dengan meningkatkan soliditas kadernya. “Terlepas dari apapun yang disampaikan Anis Matta kemarin, itu membangun psikologi kader untuk tetap berjuang bersama demi kejayaan partai,” imbuh Yunarto.
Selain itu, Yunarto menambahkan, SBY sebagai faktor utama pendongkrak elektabilitas PD selama ini, sudah jelas tidak mungkin menjadi calon Presiden lagi di tahun 2014 mendatang. Otomatis perolehan suara PD akan menurun dengan sendirinya. ”Magnet elektoral Demokrat yaitu SBY tak bisa diusung lagi pada 2014. Jadi ada atau tidak ada kasus korupsi ini, Demokrat tetap akan mengalami penurunan elektabilitas,” katanya.
Yunarto menyarankan, sebaiknya para petinggi dan kader PD seperti Jero Wacik, Syarif Hasan, maupun Roy Suryo, sebagai para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II lebih konsentrasi pada kinerja pemerintahan daripada meributkan urusan penyelamatan partainya.
“Menteri-menteri ini sebaiknya fokus saja bekerja dengan baik. Sebab ini akan berpengaruh pada kepuasan masyarakat,” ujar Yunarto. Sudah saatnya PD bertransformasi dari partai kelas ‘fans club SBY’ menjadi partai modern bersistem organisasional yang baik, tambah Yunarto.

0 comments:

Posting Komentar