Rabu, 27 Februari 2013

Akhir Tahun yang Merusak Jakarta

Cura hujan diakhir tahun yang cukup tinggi menyebabkan terjadi banjir di beberapa titik di Ibu Kota Jakarta, termasuk daerah terelit, pusat bisnis terkemuka dan perkantoran mewah di Jakarta yaitu jalan Sudriman-Thamrin, sehingga pada waktu itu setiap orang yang lewat di jalan ini akan terjebak macet berjam-jam.
Sudah puluhan tahun tidak terjadi banjir di ruas jalan Sudirman-Thamrin ini, di hari sabtu, tanggal 22 Desember 2012, kondisi yang mengkagetkan orang Jakarta dan Indonesia termasuk Gubernur, Jokowi dengan kejadian banjir di Jantung Ibu Kota tersebut. Sehingga ada teman yang nyeleneh melalui BBM, mangatakan bahwa aikon Jokowi adalah JB (Jakarta Baru) 2012, akibat banjir di jalan Sudirman-Thamrin tersebut menjadi JB (Jakarta Banjir) 2012.
Apabila di baca sejarah keberadaan jalan Sudirman-Thamrin, merupakan sebagai pusat Ibu Kota Negara, sejak 1950-an perkembangan Jakarta di canangkan menjadi bagian dari politik mercu suar Soekarno. Hal ini untuk menunjukkan kepada dunia luar adanya kekuatan-kekuatan baru yang sedang tumbuh. Selain pembangunan jalan raya, ketika itu dibangun hotel mewah, toko serba ada, kompleks olahraga, dan jalan melingkar.
Hotel mewah yang pertama kali dibangun adalah Hotel Indonesia (HI). Hotel ini didirikan untuk menyambut kontingen olahraga berskala internasional karena pada 1962 Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games IV. Setahun kemudian ketika Indonesia menyelenggarakan Ganefo (Games of The New Emerging Forces), yakni pesta olahraga negara-negara Asia Afrika yang baru merdeka, HI pun menjadi tempat menginap para atlet dan official mancanegara.
Pada tahun-tahun itu kawasan Sudirman-Thamrin merupakan pintu gerbang ibu kota dan menjadi daerah kembanggaan Indonesia, maka pada zaman Soekarno daerah ini menjadi salah satu masko, tentu saja adalah jalan melingkar yang disebut Jembatan Semanggi. Jembatan yang dirancang oleh Ir. Sutami ini sampai sekarang masih tetap menjadi poros yang menghubungkan berbagai wilayah di dalam kota.
Belum tuntas penyelesaian banjir di jalan Sudirman-Thamrin, dengan ide Jokowi di tengah jalan sambil blusukan (apakah dipikirkan atau sekedar lintasan pikiran), merancang kegiatan tahun baru yang akhirnya merusak keindahan dari Jalan Sudirman-Thamrin tersebut dengan mengadaan kegiatan Car Free Night.
Sehingga dengan adanya acara Car Free Night tersebut menimbulkan kerusakan parah di kawasan jalan Sudirman-Thamrin, seperti sampah berserakan, taman-taman yang indah, tertata rapi membuat setiap pejalan kaki dan bermotor bisa mendapatkan kenyamanan, sekarang kondisi taman itu rusak, pagar-pagar yang melarang pejalan kaki melintas di taman itu putus, seperti binatang ternak merebahkan pagar tanaman petani.
Akhir tahun yang membuat Ibu Kota Jakarta semakin rusak, yaitu banjir, macet, acara pencitraan Jokowi yg tidak dipikirkan. penulis tidak melarang di adakan acara Festifal di daerah Jakarta, karna memang acara hiburan merupakan kebutuhan bersama rakyat, tapi tolong di pikirkan bahwa jalan Sudirman-Thamrin itu memiliki sejarah panjang negara ini dan tidak milik Jakarta saja, tapi sudah miliknya Indonesia. Kepada Bung Jokowi kalau mau mengadakan hiburan rakyat silahkan adakan di lapangan yang tersebar di seluruh DKI (Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dll). Jangan di korbankan Jalan Sudirman-Thamrin, Kami banga Jalan Sudirman-Thamrin itu tetap menjadi Aikon Dunia, Seperti yang dicita-citakan Soekarno.[]

http://politik.kompasiana.com/2013/01/01/akhir-tahun-yang-merusak-jakarta-521424.html

0 comments:

Posting Komentar