Cura
hujan diakhir tahun yang cukup tinggi menyebabkan terjadi banjir di
beberapa titik di Ibu Kota Jakarta, termasuk daerah terelit, pusat
bisnis terkemuka dan perkantoran mewah di Jakarta yaitu jalan
Sudriman-Thamrin, sehingga pada waktu itu setiap orang yang lewat di
jalan ini akan terjebak macet berjam-jam.
Sudah puluhan tahun tidak terjadi banjir di ruas jalan Sudirman-Thamrin ini, di
hari sabtu, tanggal 22 Desember 2012, kondisi yang mengkagetkan orang
Jakarta dan Indonesia termasuk Gubernur, Jokowi dengan kejadian banjir
di Jantung Ibu Kota tersebut. Sehingga ada teman yang nyeleneh melalui
BBM, mangatakan bahwa aikon Jokowi adalah JB (Jakarta Baru) 2012, akibat
banjir di jalan Sudirman-Thamrin tersebut menjadi JB (Jakarta Banjir)
2012.
Apabila
di baca sejarah keberadaan jalan Sudirman-Thamrin, merupakan sebagai
pusat Ibu Kota Negara, sejak 1950-an perkembangan Jakarta di canangkan
menjadi bagian dari politik mercu suar Soekarno. Hal ini untuk
menunjukkan kepada dunia luar adanya kekuatan-kekuatan baru yang sedang
tumbuh. Selain pembangunan jalan raya, ketika itu dibangun hotel mewah,
toko serba ada, kompleks olahraga, dan jalan melingkar.
Hotel
mewah yang pertama kali dibangun adalah Hotel Indonesia (HI). Hotel ini
didirikan untuk menyambut kontingen olahraga berskala internasional
karena pada 1962 Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games IV.
Setahun kemudian ketika Indonesia menyelenggarakan Ganefo (Games of The
New Emerging Forces), yakni pesta olahraga negara-negara Asia Afrika
yang baru merdeka, HI pun menjadi tempat menginap para atlet dan
official mancanegara.
Pada
tahun-tahun itu kawasan Sudirman-Thamrin merupakan pintu gerbang ibu
kota dan menjadi daerah kembanggaan Indonesia, maka pada zaman Soekarno
daerah ini menjadi salah satu masko, tentu saja adalah jalan melingkar
yang disebut Jembatan Semanggi. Jembatan yang dirancang oleh Ir. Sutami
ini sampai sekarang masih tetap menjadi poros yang menghubungkan
berbagai wilayah di dalam kota.
Belum tuntas penyelesaian banjir di jalan Sudirman-Thamrin, dengan ide Jokowi di tengah jalan sambil blusukan (apakah dipikirkan atau sekedar lintasan pikiran), merancang kegiatan tahun baru yang akhirnya merusak keindahan dari Jalan Sudirman-Thamrin tersebut dengan mengadaan kegiatan Car Free Night.
Sehingga
dengan adanya acara Car Free Night tersebut menimbulkan kerusakan parah
di kawasan jalan Sudirman-Thamrin, seperti sampah berserakan,
taman-taman yang indah, tertata rapi membuat setiap pejalan kaki dan
bermotor bisa mendapatkan kenyamanan, sekarang kondisi taman itu rusak,
pagar-pagar yang melarang pejalan kaki melintas di taman itu putus,
seperti binatang ternak merebahkan pagar tanaman petani.
Akhir
tahun yang membuat Ibu Kota Jakarta semakin rusak, yaitu banjir, macet,
acara pencitraan Jokowi yg tidak dipikirkan. penulis tidak melarang di
adakan acara Festifal di daerah Jakarta, karna memang acara hiburan
merupakan kebutuhan bersama rakyat, tapi tolong di pikirkan bahwa jalan
Sudirman-Thamrin itu memiliki sejarah panjang negara ini dan tidak milik
Jakarta saja, tapi sudah miliknya Indonesia. Kepada Bung Jokowi kalau
mau mengadakan hiburan rakyat silahkan adakan di lapangan yang tersebar
di seluruh DKI (Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dll). Jangan di
korbankan Jalan Sudirman-Thamrin, Kami banga Jalan Sudirman-Thamrin itu tetap menjadi Aikon Dunia, Seperti yang dicita-citakan Soekarno.[]
http://politik.kompasiana.com/2013/01/01/akhir-tahun-yang-merusak-jakarta-521424.html
http://politik.kompasiana.com/2013/01/01/akhir-tahun-yang-merusak-jakarta-521424.html
0 comments:
Posting Komentar