Rabu, 27 Februari 2013

Saatnya Minangkabau Punya Jalan Tol

Semenjak kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat, Prof Dr Irwan Prayitno sudah banyak trobosan bermanfaat untuk masyarakat yang direalisasikan. Di awal kepemimpinanya, telah dapat menuntaskan penyelesaian bantuan gempa 2009. Mulai dari bantuan untuk pembangunan rumah masyarakat rusak akibat gempa 2009, maupun pembangunan rehabiliasi rekonstruksi (RR) gedung-gedung perkantoraan milik pemerintah. Awal Januari 2013 sudah diresmikan oleh Kepala BNPB penggunaanya.
Di samping itu Kader Partai Keadilan Sejahteran (PKS) ini juga merealisasikan program satu sapi satu petani yang cukup sukses. Sampai 2013 ini sudah masuk tahun ketiga pelaksanaan. Yang tidak kalah pentingnya untuk membangun masyarakat Sumatera Barat yang pintar, cerdas, berkarakter dengan akhlak mulia, sang gubernur sedang merealiasikan program pendidikan karakter (pendidikan beriligius di setiap sekolah) untuk tahun ini diterapkan setiap sekolah segala tingkatan. Pembangunan demi pembangunan untuk kepentingan masyarakat terus direaliasikan ke depannya.
Di saat kunjungan ke Nagari Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, bertepatan dengan acara Kepala BNPB Syamsul Maarif, gubernur ikut basafa kaum Syatariah ke makam Syekh Burhanuddin. Saya, Bapak Drs H Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman berdiskusi dengan Bapak Irwan Prayitno tentang rencana pembangunan jalan tol di Sumatra Barat. Saya menyampaikan bahwa, elemen masyarakat Padang Pariaman sudah siap mensukseskan pembebasan lahan yang di lalui jalan tol nantinya di daerah Padang Pariaman.
Dengan situasi yang santai, gubernur menjawab saat itu, “Alhamdulillah, pembebasan tanah merupakan prioritas yang akan dilakukan. Insya Allah tahun 2013 jalan tol ini akan direalisaikan pembangunan tahap satunya”.
Nah, bila dilihat kebutuhkan jalan tol di Sumatera Barat penting diwujudkan. Hal ini bisa kita lihat dari kemacetan, kepadatan kendaraan dan efisiensi waktu berjalan dari Padang ke Kota Bukittingi, atau ke Riau. Apabila dilakukan berpergian dari Padang ke Bukittinggi tersebut sudah dipastikan akan menemui titik kemacetan yang membuat perjalanan tidak efektif. Seperti di Lubukalung, Sicincin, di Padangpanjang, Koto Baru, Agam, dll.
Jalur transportasi yang lancar antara Propinsi Riau ke daerah Minangkabau terealisasi maka akan diprediksi jumlah kunjungan parawisata akan meningkat, masyarakat Riau, Batam, Sumut akan lebih memilih berliburan keobjek wisata yang ada di Sumatera Barat. Sehingga iven-iven nasional dan internasional untuk mendatangkan kunjungan bisa digelar disini secara rutin.
Dengan adanya jalan tol sudah otomatis membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Sumatera Barat, lapangan pekerjaan itu tidak hanya berkaitan dengan pengelolaan jalan tol, tapi juga akibat tingginya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas-aktifitas bisnis yang akan terjadi paska adanya jalan tol tersebut.
Disamping itu jalan tol di daerah perkotaan seperti Kota Padang, yang terbentang dari daerah Teluk Bayur sampai Palapa, Padang Pariaman, kalau di bangun jalur dengan posisi ketinggi bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai shelter tempat evakuasi masyarakat ketika terjadi stunami.
Dengan gambaran diatas keuntungan lain jalan tol mengurangi tingkat kecelakaan yang akhir-akhir ini banyak terjadi. Apabila jalur tol berfungsi maka kendaraan angkutan barang, angkutan umum antar kota dan antar propinsi, serta mobil pribadi dengan tujuan jarak jauh bisa masuk jalur tol, sehingga jalur jalan yang ada sekarang bisa di nikmati oleh masyarakat setempat, yang penggunaan kendaraan dengan jarak-jarak pendek, maka kebisingan kendaraan dipemukiman akan berkurang.
Dilihat dari kebutuhan jalan tol, masyaraka Sumatera Barat sangat membutuhkannya, respon positif harapan terhadap keinginan mendapatkan jalan tol tersebut diungkapkan oleh masyarakat dengan memberikan tanah ulayatnya untuk digunakan sebagai jalan tol, masyarakat bersedia memberikan tanahnya. Ini merupakan ungkapan muliah dari kecintaan masyarakat Minangkabau terhadap pembangunan jalan tol.
Sesuai rencanan pembangunan jalan tol akan dilakukan  di Sumbar memakai sistem sharing anggaran. Dana Sharing itu, terutama untuk pembebasan lahan, yang diperkirakan mencapai Rp300 miliar. Oleh Gubernur angka itu masih di koreksi karena juga mesti dimasukkan pembebasan lahan untuk kawasan komersial jalan tol seperti rest area, SPBU dan sebagainya. Total jendereal, gubernur mengusulkan Rp800 miliar untuk keperluan pembebasan lahan. Jumlah pembebesan itu akan dicicil berdasarkan tahapan-tahapan pembangunan.
Pembangunan  dengan spesifikasi kecepatan kendaraan rata-rata 100 kilometer (KM) per jam. Jumlah lajur pada jalan tol tersebut dirancang  empat segmen. Segmen-I dengan spesifikasi full standard (2×3 lajur), segmen-II full standard (2×3 lajur), segmen-III full standard (2×3 lajur) dan segmen-IV high grade (2×2 lajur).
Segmen-I jalan tol tersebut dibangun dari Kota Padang (jalan Padang-By Pass) ke Palapa, Kabupaten Padang Pariaman. Segmen-II dibangun dari Palapa. Kabupaten Padang pariaman ke batas Kota Padang Panjang. Lalu, segmen III dibangun dari Kota Padang Panjang ke Kota Payakumbuh dan segmen IV dari Kota Payakumbuh ke batas Provinsi Riau (baca. Data PU Sumbar).
Dilihat dari rencana diatas, masyarakat sangat berbangga dengan adanya pembanguna jalan tol tersebut, kedepan sudah akan dipastikan betapa majunya jalur transportasi daerah minangkabau tercinta ini, masyarakat akan merasakan betapa indahnya berkendaran di Sumatera barat tanpa ada kemacetan, kesemerawutan dan banyak pilihan jalan yang akan dilalui.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/08/saatnya-minangkabau-punya-jalan-tol-532383.html

0 comments:

Posting Komentar