Semenjak
kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat, Prof Dr Irwan Prayitno sudah
banyak trobosan bermanfaat untuk masyarakat yang direalisasikan. Di awal
kepemimpinanya, telah dapat menuntaskan penyelesaian bantuan gempa
2009. Mulai dari bantuan untuk pembangunan rumah masyarakat rusak akibat
gempa 2009, maupun pembangunan rehabiliasi rekonstruksi (RR)
gedung-gedung perkantoraan milik pemerintah. Awal Januari 2013 sudah
diresmikan oleh Kepala BNPB penggunaanya.
Di
samping itu Kader Partai Keadilan Sejahteran (PKS) ini juga
merealisasikan program satu sapi satu petani yang cukup sukses. Sampai
2013 ini sudah masuk tahun ketiga pelaksanaan. Yang tidak kalah
pentingnya untuk membangun masyarakat Sumatera Barat yang pintar,
cerdas, berkarakter dengan akhlak mulia, sang gubernur sedang
merealiasikan program pendidikan karakter (pendidikan beriligius di
setiap sekolah) untuk tahun ini diterapkan setiap sekolah segala
tingkatan. Pembangunan demi pembangunan untuk kepentingan masyarakat
terus direaliasikan ke depannya.
Di
saat kunjungan ke Nagari Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman,
bertepatan dengan acara Kepala BNPB Syamsul Maarif, gubernur ikut basafa
kaum Syatariah ke makam Syekh Burhanuddin. Saya, Bapak Drs H Ali
Mukhni, Bupati Padang Pariaman berdiskusi dengan Bapak Irwan Prayitno
tentang rencana pembangunan jalan tol di Sumatra Barat. Saya
menyampaikan bahwa, elemen masyarakat Padang Pariaman sudah siap
mensukseskan pembebasan lahan yang di lalui jalan tol nantinya di daerah
Padang Pariaman.
Dengan situasi yang santai, gubernur menjawab saat itu, “Alhamdulillah, pembebasan tanah merupakan prioritas yang akan dilakukan. Insya Allah tahun 2013 jalan tol ini akan direalisaikan pembangunan tahap satunya”.
Nah,
bila dilihat kebutuhkan jalan tol di Sumatera Barat penting diwujudkan.
Hal ini bisa kita lihat dari kemacetan, kepadatan kendaraan dan
efisiensi waktu berjalan dari Padang ke Kota Bukittingi, atau ke Riau.
Apabila dilakukan berpergian dari Padang ke Bukittinggi tersebut sudah
dipastikan akan menemui titik kemacetan yang membuat perjalanan tidak
efektif. Seperti di Lubukalung, Sicincin, di Padangpanjang, Koto Baru,
Agam, dll.
Jalur
transportasi yang lancar antara Propinsi Riau ke daerah Minangkabau
terealisasi maka akan diprediksi jumlah kunjungan parawisata akan
meningkat, masyarakat Riau, Batam, Sumut akan lebih memilih berliburan
keobjek wisata yang ada di Sumatera Barat. Sehingga iven-iven nasional
dan internasional untuk mendatangkan kunjungan bisa digelar disini
secara rutin.
Dengan
adanya jalan tol sudah otomatis membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Sumatera Barat, lapangan pekerjaan itu tidak hanya berkaitan
dengan pengelolaan jalan tol, tapi juga akibat tingginya pertumbuhan
ekonomi yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas-aktifitas bisnis yang
akan terjadi paska adanya jalan tol tersebut.
Disamping
itu jalan tol di daerah perkotaan seperti Kota Padang, yang terbentang
dari daerah Teluk Bayur sampai Palapa, Padang Pariaman, kalau di bangun
jalur dengan posisi ketinggi bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai
shelter tempat evakuasi masyarakat ketika terjadi stunami.
Dengan
gambaran diatas keuntungan lain jalan tol mengurangi tingkat kecelakaan
yang akhir-akhir ini banyak terjadi. Apabila jalur tol berfungsi maka
kendaraan angkutan barang, angkutan umum antar kota dan antar propinsi,
serta mobil pribadi dengan tujuan jarak jauh bisa masuk jalur tol,
sehingga jalur jalan yang ada sekarang bisa di nikmati oleh masyarakat
setempat, yang penggunaan kendaraan dengan jarak-jarak pendek, maka
kebisingan kendaraan dipemukiman akan berkurang.
Dilihat
dari kebutuhan jalan tol, masyaraka Sumatera Barat sangat
membutuhkannya, respon positif harapan terhadap keinginan mendapatkan
jalan tol tersebut diungkapkan oleh masyarakat dengan memberikan tanah
ulayatnya untuk digunakan sebagai jalan tol, masyarakat bersedia
memberikan tanahnya. Ini merupakan ungkapan muliah dari kecintaan
masyarakat Minangkabau terhadap pembangunan jalan tol.
Sesuai
rencanan pembangunan jalan tol akan dilakukan di Sumbar memakai sistem
sharing anggaran. Dana Sharing itu, terutama untuk pembebasan lahan,
yang diperkirakan mencapai Rp300 miliar. Oleh Gubernur angka itu masih
di koreksi karena juga mesti dimasukkan pembebasan lahan untuk kawasan
komersial jalan tol seperti rest area, SPBU dan sebagainya. Total
jendereal, gubernur mengusulkan Rp800 miliar untuk keperluan pembebasan
lahan. Jumlah pembebesan itu akan dicicil berdasarkan tahapan-tahapan
pembangunan.
Pembangunan
dengan spesifikasi kecepatan kendaraan rata-rata 100 kilometer (KM) per
jam. Jumlah lajur pada jalan tol tersebut dirancang empat segmen.
Segmen-I dengan spesifikasi full standard (2×3 lajur), segmen-II full
standard (2×3 lajur), segmen-III full standard (2×3 lajur) dan segmen-IV
high grade (2×2 lajur).
Segmen-I
jalan tol tersebut dibangun dari Kota Padang (jalan Padang-By Pass) ke
Palapa, Kabupaten Padang Pariaman. Segmen-II dibangun dari Palapa.
Kabupaten Padang pariaman ke batas Kota Padang Panjang. Lalu, segmen III
dibangun dari Kota Padang Panjang ke Kota Payakumbuh dan segmen IV dari
Kota Payakumbuh ke batas Provinsi Riau (baca. Data PU Sumbar).
Dilihat
dari rencana diatas, masyarakat sangat berbangga dengan adanya
pembanguna jalan tol tersebut, kedepan sudah akan dipastikan betapa
majunya jalur transportasi daerah minangkabau tercinta ini, masyarakat
akan merasakan betapa indahnya berkendaran di Sumatera barat tanpa ada
kemacetan, kesemerawutan dan banyak pilihan jalan yang akan dilalui.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/08/saatnya-minangkabau-punya-jalan-tol-532383.html
0 comments:
Posting Komentar