Redaksi 1 – Rabu, 26 Safar 1434 H / 9 Januari 2013 09:01 WIB
Sebenarnya
apa visi ideologi tsauroh atau revolusi Suriah? Pertanyaan ini kerap
muncul dalam sosialisasi Peduli Suriah di Indonesia. Info yang terbatas
tentang situasi Suriah membuat pertanyaan ini kadang susah dijawab.
Info dari media tak selalu membantu. Media di Indonesia, yang
kebanyakan merujuk kantor berita Barat, kerap menggambarkan revolusi ini
sekuler semata. Rakyat yang bosan ditindas melawan penguasa yang tiran.
Lebih parah lagi berita media yang merujuk pada media resmi rezim
Basyar Asad. Atau yang mengambil berita dari media Iran yang membela
Basyar demi solidaritas Syiah. Media-media jenis ini menggambarkan
revolusi Suriah sebagai hasil rekayasa Barat untuk menggulingkan Basyar
Asad, hero Syiah yang anti-Israel.
Tak heran muncul kesan bahwa ini adalah perang saudara, pemberontakan
sekuler atau bahkan revolusi rekayasa Barat. Namun, setelah menginjak
bumi Suriah dan berbincang dengan masyarakatnya dari berbagai kalangan,
kami melihat dua jenis media di atas ternyata memberikan info yang
menyesatkan.
Di antara yang kami temui adalah para ulama di sini. Secara terpisah
kami sempat menemui Syaikh Muhammad, Syaikh Walid dan Syaikh Khalid
Amru. Mereka adalah para ulama dan imam masjid di kawasan barat Suriah.
Syaikh Khalid Amru bahkan menjadi koordinator Haiah Syari’ah di kawasan
tersebut.
Syaikh Muhammad menyatakan, “Ini adalah revolusi Islam, kami
mengharapkan bantuan umat Islam bentuk doa dan lain-lainnya agar
revolusi segera dimenangkan.”
Syaikh sepuh ini adalah alumni Universitas Al-Azhar . Ia lulus tahun
1982 dari kampus bergengsi di Mesir itu. Ketika kami menemui beliau,
dengan bersemangat beliau menceritakan bagaimana rezim Nushairi
membungkam para ulama. Datangnya revolusi membuat dakwah kini kembali
berjalan.
Dalam kesempatan yang sama, Syaikh Walid, seorang imam dan khatib
yang lebih muda, menyambut baik kehadiran kami dari Indonesia. Beliau
mengutarakan keutamaan Bumi Syam sebagaimana diterangkan dalam
hadits-hadits Rasulullah saw.
Yang menarik, beliau meyambut kami bukan sebagai orang asing. “Negeri
ini juga negeri kalian,” kata Syaikh Walid. “Syam adalah untuk seluruh
kaum Muslimin. Hadzihi Syaaminaa… Ini adalah Syam kita semua.”
Lalu beliau mengutip ayat 55 Surat An-Nuur. Yaitu janji Allah akan
kekuasaan, kemenangan dan bergantinya ketakutan menjadi keamanan bagi
mereka yang beriman dan beramal shalih. Berdasarkan ayat itu, beliau
yakin bahwa kemenangan Muslim Suriah telah dekat.
“Insya Allah kami akan meraih kemenangan. Meskipun kami sadar,
kemenangan Muslim Ahlussunnah di sini akan dibenci oleh kaum Syiah,
Iran, Amerika dan pihak-pihak lainnya.”
Di antara hikmah berkobarnya revolusi, menurut alumni Kuliyah Syariah
Damaskus ini, adalah para ulama sepakat kembali pd fahmu salaf.
Sebelumnya, pengaruh Syiah dipromosikan luas di Suriah. Para ulama yang
diangkat pemerintah menjadi corong penguasa dan menyeesatkan umat. “Kami
berada di tsughur (perbatasan dengan musuh) untuk melakukan ribath.
Baik secara fisik maupun pemikiran.”
Sementara
itu, dalam pertemuan terpisah, Syaikh Khalid Amru menegaskan bahwa
revolusi yang meletus di Suriah adalah perjuangan melawan kezhaliman.
Pada dasarnya ahlussunnah di Suriah tidak ingin menzhalimi kaum
Nushairi, Mursyidi maupun sekte-sekte sesat lainnya.
Mereka hanya menginginkan perbaikan dari kondisi yang tidak adil di
bawah rezim Nushairi. “Perlawanan bersenjata baru meletus ketika rezim
menembaki demonstran, mengebom kota-kota dan menghancurkan
masjid-masjid,” kata beliau. Inilah sekelumit pandangan para ulama di
Suriah yang sempat kami temui tentang jalannya revolusi di Bumi Syam
itu. [AZ]
Catatan Relawan HASI dari Suriah (pks pariaman selatan)
0 comments:
Posting Komentar