Penulis : Imanuel More | Sabtu, 12 Januari 2013 | 22:16 WIB
Dibaca: 13528
Komentar: 36
LASTI KURNIA/KOMPAS
Take up atau tingkat penyerapan pada kuartal ketiga naik cukup pesat
lantaran adanya pusat perbelanjaan yang baru selesai dibangun.
Albert, pelajar kelas XII St Ursula, mengungkapkan perasaannya di hadapan Wagub. "Kenapa sih banyak banget mal dibangun di Jakarta? Bikin macet dan saya sudah bosan dengan mal," ujar Albert.
Ia menilai Pemprov DKI Jakarta selama ini telah keliru menafsirkan keinginan masyarakat untuk berekreasi dan menikmati hiburan. Salah satu yang menjadi perhatian Albert adalah kawasan Kota Tua. Penataan kawasan tersebut dinilai belum maksimal lantaran masih banyak bangunan tua dan bersejarah yang terbengkalai.
"Banyak bangunan bersejarah dan bernilai yang kosong. Mengapa tidak direnovasi supaya bisa memperindah Kota Tua sebagai kawasan wisata?" tanya Albert.
Basuki tidak menjawab secara langsung pertanyaan tersebut. Ia menjelaskan, untuk periode pemerintahan Jokowi-Basuki, pengawasan atas pembangunan gedung bertingkat, termasuk mal akan lebih ditingkatkan. Tim pemanfaatan urusan tanah akan memberikan persyaratan yang tegas.
"Bangunan tinggi harus selesaikan jalannya dulu. Jangan bangun gedung tanpa akses jalan sehingga bikin macet," kata Basuki.
Terkait bangunan kosong di kawasan Kota Tua, Basuki menjelaskan, sebagian bangunan tersebut milik BUMN. Pemanfaatan gedung dan upaya pelestarian gedung-gedung tersebut tidak di bawah kewenangan Pemprov DKI Jakarta.
"Karena itu, nanti saya coba bicarakan dengan Pak Dahlan Iskan," kata Wagub.
Basuki menerangkan, jika tidak dimanfaatkan, Pemprov akan memintanya dan memperbaikinya. Setelah rampung, gedung tersebut pun diperuntukkan untuk kegiatan wisata.
Editor :
Hindra (pks pariaman selatan)
0 comments:
Posting Komentar