Rabu, 23 Januari 2013

Algiers Tabuh Genderang Perang Lawan Al Qaeda


Rabu, 23 Januari 2013 | 08:35 WIB


Algiers Tabuh Genderang Perang Lawan Al Qaeda
AP Photo/Echorouk Elyaoumi
Rongsokan kendaraan di In Amenas, Aljazair, sisa serangan pasukan Aljazair dalam operasi pembebasan sandera di ladang gas di daerah itu. Pasukan Aljazair, Minggu (20/1), menemukan lebih banyak lagi mayat saat membersihkan ladang gas itu dari ranjau.

ALGIERS, KOMPAS.com - Serangan sekelompok milisi bersenjata binaan Al Qaeda ke ladang gas In Amenas, Aljazair timur, membuat Algiers bersikap lebih keras memerangi terorisme. Aljazair takkan menyerah pada terorisme atau memberi ruang bagi Al Qaeda tumbuh di negeri itu.

Tekad memerangi jaringan Al Qaeda itu disampaikan Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal dalam jumpa pers, Senin (21/1) petang, di Algiers. Pemerintah Aljazair takkan membiarkan terorisme dan Al Qaeda mendirikan ”Sahelistan”, jaringan teroris bergaya Afganistan di padang gurun yang luas di Afrika utara. ”Ini keputusan politik yang tegas,” tutur Sellal.

Sellal menegaskan, insiden penyerangan di In Amenas telah menewaskan 37 sandera asing. Dia menyalahkan seorang warga negara Kanada yang mengoordinasi serangan terhadap fasilitas vital di ladang gas In Amenas.

Mokhtar Belmokhtar, veteran perang yang memimpin operasi itu, mengklaim, serangan itu adalah balasan atas intervensi militer Perancis di Mali utara. In Amenas menjadi target milisi ”Batalion Darah” itu karena Aljazair mengizinkan ruang udaranya digunakan pesawat tempur Perancis menyerang milisi Ansar Dine, juga jaringan binaan Al Qaeda, di Mali utara.

Serangan terhadap industri energi utama Aljazair di In Amenas itu memunculkan pertanyaan tentang keamanan fasilitas yang diambil alih Aljazair dari Perancis, 50 tahun silam itu. Sebelumnya, Aljazair berhasil mencegah pemberontakan tahun 1990-an dan menghindari pergolakan Musim Semi Arab.

Menurut Sellal, warga Kanada bernama Chedad berada di antara 29 anggota milisi yang tewas dan telah mengoordinasikan penyerangan. Tiga anggota milisi yang selamat telah ditahan.

Di antara sandera asing yang telah dikonfirmasikan tewas oleh pemerintahnya adalah 3 warga Amerika Serikat, 7 warga Jepang, 6 warga Filipina, dan 3 warga Inggris. Sellal mengatakan, tujuh dari 37 warga asing tidak dapat diidentifikasi, dan lima warga asing hilang. Hampir 700 warga Aljazair dan 100 pekerja asing lainnya selamat.

Pemerintah asing sebelumnya menyayangkan sikap Algiers yang menyerbu milisi tanpa memperhatikan keselamatan sandera. Namun, belakangan mereka berubah sikap dan menyalahkan teroris atas besarnya korban tewas. Sallel mengatakan, penyandera mengancam akan meledakkan ladang gas itu.

Chafik Mesbah, mantan penasihat keamanan Presiden Aljazair, mengatakan, ”Barat tak mengkritik Aljazair sebab tahu serangan tak terelakkan. Para korban, harga minimum demi mengakhiri krisis.” (REUTERS/AP/CAL)
 
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Egidius Patnistik   (pks pariaman selatan)

0 comments:

Posting Komentar