Sabtu, 12 Januari 2013

Antara PKS dan Messi

 Islamedia - Usai drama sidang paripurna DPR Sabtu dinihari lalu, saya segera teringat dengan Lionel Messi. Siapa yang tak kenal dengan pemain Barcelona yang telah menyabet gelar pemain terbaik dunia tiga tahun terakhir tersebut? Aksi-aksinya selalu dinanti para pecinta bola di kolong jagat. Gocekannya maut. Bola seolah melekat di kedua kakinya. Dengan lihainya Messi meliak-liuk melewati hadangan pemain lawan. Dan akhir dari gerakannya tersebut hampir selalu berbuah gol cantik. Puja-puji selalu mengalir deras dari para pengamat sepakbola setelah menyaksikan aksi Messi. Tak heran jika ia kerap dibanding-bandingkan dengan Pele dan Maradona.

Lalu mengapa saya teringat dengan Messi usai sidang paripurna tentang BBM? Karena penampilan pemain mungil tersebut di lapangan hijau mirip dengan manuver PKS di panggung politik Indonesia. Dan kemiripan tersebut kian menguat jika melihat akrobat politik yang dimainkan PKS dalam satu bulan terakhir yakni mencalonkan Hidayat Nur Wahid sebagai Cagub DKI Jakarta dan satu-satunya partai koalisi yang menolak kenaikan BBM secara tegas.

Berlebihankah? Tidak juga. Mari kita lihat satu per satu argumentasinya.

1) Postur mungil
Messi memiliki tinggi tak lebih dari 170 cm, sama dengan rata-rata orang Indonesia. Tapi itu tak membuatnya menjadi ringkih dan lemah. Justru fisiknya yang kecil membuatnya lincah dan mengecoh lawannya.

PKS berdasarkan hasil pemilu 2009 tak bisa dikatakan partai besar karena hanya meraih suara sekitar 8%. Tapi itu tak membuat PKS lemah. Hampir di setiap momentum, PKS selalu menjadi leading opinion. Ingat dengan cerita deklarasi SBY-Boediono di Bandung, 2009 lalu? Yang mendapat sorotan justru Presiden PKS kala itu, Tifatul Sembiring saat memasuki tempat acara karena menjadi partai terakhir yang memutuskan bergabung. Aksi serupa juga diulang pada momentum-momentum politik lainnya.


2) Percaya diri
Messi tak minder dengan tubuh mungilnya karena percaya diri dengan skill yang dimilikinya. Begitu pula dengan PKS. Partai dakwah ini sama sekali tak gentar menghadapi partai politik lain yang memiliki postur lebih besar. Itu karena kepercayaan dirinya yang begitu tinggi. Mengapa bisa percaya diri? Pertama, karena PKS yakin dengan visi dan misi yang dimilikinya yang berorientasi melebihi dunia yakni akhirat, tak sekadar kekuasaan.

Ada suara sumbang yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan PKS sekadar untuk pencitraan. Logika ini mudah dipatahkan dengan dua hal: Pertama, Taruhannya terlalu mahal karena PKS harus mengorbankan tiga kursi menteri yang justru menjadi incaran partai politik. Kalau sekadar pencitraan, mengapa partai-partai lain tidak melakukannya? Harusnya mereka juga berani mengambil langkah seperti PKS karena taruhan mereka jauh lebih kecil, hanya 1 atau 2 kursi menteri.

Kedua, karena memiliki tangan dan kaki yang lincah, solid dan militan pada diri para kadernya untuk menjalankan dan mewujudkan visi misi tersebut. Sampai hari ini, semua orang mengakui bahwa PKS adalah partai yang memiliki kader paling solid dan militan.
“Kader PKS selalu menjadi yang paling depan setiap ada bencana atau musibah,” kata Fauzi Bowo saat menghadiri Rakernas PKS di Jakarta.


3) Aksinya hampir selalu memikat
Messi jarang sekali tampil buruk. Aksi-aksinya menggiring bola dan mencetak gol selalu ciamik sehingga mengundang banyak pujian. Tak jauh beda dengan manuver PKS, terutama saat mencalonkan HNW menjadi Cagub DKI dan menolak kenaikan BBM dengan tegas. Banyak kalangan yang memuji dua manuver terakhir tersebut.

"PKS bikin 2 langkah jitu akhir-akhir ini : HNW+DJR utk pilgub DKI & Tolak kenaikan harga BBM. Kalo dikeluarkan dr koalisi, akan dpt manfaat lg.” (Solahuddin Wahid)

“Salut meski tetap naik harga tp dgn catatan, demokratis, semua bersikap, tidak membebek. Lebih salut PDIP, Gerindra, Hanura utk rakyat & paling salut PKS bersikap." (Jimly Asshiddiqie)

Partai Konsisten Sekali,” kata Effendi Ghazali.

Lalu, adakah beda Messi dan PKS? Ada. Yang paling menonjol adalah hasil dari setiap manuver yang dilakukan. Messi telah berhasil menggondol gelar pemain terbaik dunia dalam tiga tahun terakhir dan membawa Barcelona menjuarai berbagai kompetisi bergengsi di dunia serta mendapat simpati dari hamper semua kalangan.

Beda dengan PKS. Sejauh ini, aksi-aksi politik yang dilakoninya hanya mampu mengantarkan PKS sebagai partai menengah, meraih posisi empat besar di Tanah Air. Banyak pengamat yang memprediksi, dua manuver terakhir PKS di atas akan mampu mendongkrak suara PKS pada pemilu dua tahun mendatang.

Ingat, torehan prestasi Messi digapai karena konsistensi penampilan cantik dia di atas lapangan hijau. Selain itu, juga karena memiliki rekan-rekan satu tim dan pelatih yang mau bahu-membahu membantunya mencetak gol.

PKS harus terus tampil cantik menarik simpati publik. Manuver politiknya harus terus berpihak kepada rakyat seperti yang telah ditegaskan oleh Presiden PKS Lutfie Hassan Ishaq. Dan para kader di segala lapisan harus terus berjuang, bekerjasama dan tetap kompak mendukung setiap kebijakan PKS.

Jika dua hal ini bisa dilakukan, menjadi partai terbesar di Tanah Air pada pemilu 2014 mendatang bukan mimpi belaka.

0 comments:

Posting Komentar