Diduga Ada Penerima Ganda, DKK Janji Data Ulang
Aiapacah, Padek—Tak
hanya jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) yang bermasalah. Jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang anggarannya ditanggung
Kementerian Kesehatan, juga belum beres penanganannya.
Banyak warga yang tidak
terdata Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga tidak mendapatkan kartu
Jamkesmas. Kemarin (7/1), 15 warga dari berbagai kelurahan di Kota
Padang mendatangi kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Padang. Mereka mempertanyakan pendataan Jamkesmas yang
dinilai tak valid.
Namun warga tidak berhasil
menemui Kepala Bappeda Padang Hervan Bahar. Kecewa, warga yang
mayoritas ibu-ibu itu mendatangi kantor BPS Padang di Jalan Bypass.
Di sini, warga disambut Kepala BPS Padang, Rizal.
Warga Kotopanjang,
Ikuakoto, Nurlailis mengaku tidak mendapatkan kartu Jamkesmas tahun
ini. “Padahal, tahun lalu, saya dan keluarga menerima Jamkesmas,”
katanya.
Baginya, kartu Jamkesmas
sangat berharga bagi dia dan keluarnya “Sebab, saat saya sakit
tenggorokan, jika menggunakan Jamkesmas, hanya mengeluarkan Rp100
ribu sebulan untuk membeli obat. Jika tidak menggunakan kartu
Jamkesmas, bisa mencapai Rp 300 ribu,” ungkap Nurlailis.
Wanita 55 tahun itu mengharapkan dilakukan pendataan kembali, sehingga dia bisa menikmati kemudahan dari Jamkesmas.
“Saya memang tidak mampu
Pak, tapi mengapa saya tidak dapat,” ujar ibu empat anak ini yang
sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci.
Hal serupa diungkapkan,
Yurnalis, warga Kelurahan Kuranji. ibu empat anak ini kecewa tidak
mendapatkan Jamkesmas. Wanita yang suaminya bekerja sebagai sales
makanan ringan di sebuah toko grosir dan tinggal menumpang di rumah
saudaranya ini, merasa ada pendataan yang salah. “Saya merasa berat
jika berobat tanpa adanya Jamkesmas ini, seperti melahirkan anak saya
terakhir, terpaksa harus meminjam uang keluarga,” ujar Yurnalis sambil
menyusui anaknya.
Ketua RT 03 RW14
Bungopasang, Juhardio Anse menjelaskan di RT yang dipimpinnya ada
tiga kepala keluarga tidak terdata Jamkesmas. Padahal, dia menilai
tiga KK tersebut wajar menerima Jamkesmas.
Menanggapi itu, Hervan Bahar
menjelaskan data Jamkesmas itu diambil dari data BPS mengacu tahun
2011. Dia mengklaim Pemko tidak mengubah data itu, dan langsung
memberikannya ke pusat untuk dijadikan dasar pemberian Jamkesmas.
“Saya akan evaluasi kembali
jika ditemukan belum adanya masyarakat tidak terdata. Tidak tertutup
kemungkinan ada penerima ganda, antara Jamkesmas dan Jamkesda,” kata
Hervan.
Pendataan ulang ini, kata
Hervan, bisa menjadi pengganti bagi masyarakat yang belum menerima
Jamkesmas. “Untuk itu, saya berharap masyarakat yang belum terdata atau
belum memiliki Jamkesmas melapor ke DKK Padang,” sarannya.
Sedangkan Rizal
menjelaskan data BPS ada sekitar 19 ribu masyarakat miskin. Dia
menolak jika data yang mereka berikan ke pemko tidak valid. “BPS Padang
menilai dari 26 item seperti kondisi rumah, penghasilan, dan lainnya.
Saya menolak jika ada kesalahan data yang dilakukan tim ketika melakukan
survei,” ucap Rizal.
Kepala DKK Padang
Frisdawati menjelaskan masyarakat yang belum terdata Jamkesmas
jangan khawatir, karena akan ada pendataan ulang. “Pendataan kembali
akan dilakukan. Masyarakat yang belum terdata sebagai penerima kartu
ini bisa mengajukan diri,” ucap Frisdawati.
Sebelum kasus Jamkesmas ini,
puluhan warga RT 01 Pampangan berunjuk rasa ke Kantor Lurah
Pampangan, 28 Desember lalu. Warga yang didominasi kaum ibu dan
anak-anak itu mempertanyakan alasan mereka tidak mendapatkan kartu
Jamkesda. (ek)
0 comments:
Posting Komentar