Kamis, 07 Maret 2013

Ikhwah Gaul.


HANYA SEBULAN DI GAZA, 8 REMAJA INDONESIA JADI HAFIZH QUR'AN.

Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dan Pesantren Tahfiz Sekolah Daarul Qur'an Internasional Bandung, Rabu (15/8) hari ini menerima kepulangan 8 duta Alquran Indonesia untuk Palestina ke Gaza. Rombongan ini telah berada di Gaza sejak 7 Juli-7 Agustus 2012.

Para duta Alquran ini masih berusia belasan tahun, 3 di antaranya berhasil menghafal 30 juz Alquran.

"Pengiriman duta Alquran ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Asia Pacific Community (Aspac) for Palestine, sebagai bentuk penghargaan terhadap Palestina di Asia Pasifik," ujar Direktur Pesantren Tahfidz Sekolah Daarul Qur'an Internasional Bandung sekaligus ketua rombongan, Ustadz Agus Sujatmiko saat jumpa pers di Gedung KNRP di Jalan Jabir Ragunan, Jakarta Selatan.

Agus mengaku sempat merasa takut membawa anak-anak binaannya ke Palestina yang sedang dalam kondisi perang. Namun ternyata suasana di sana cukup aman, sehingga mereka bisa belajar Al Quran dan melakukan banyak kegiatan lainnya.

"Sempat deg-degan bawa anak-anak ke Palestina yang sedang berperang. Tapi kami bisa belajar Alquran di sana. Kunjungan ini membuktikan sekali lagi bahwa Gaza adalah kota yang aman. Walau dalam kungkungan zionis Israel, Gaza jauh dari kesan terorisme yang selama ini digaungkan oleh pihak barat," lanjut Agus.

Rombongan Indonesia diterima baik oleh masyarakat dan tokoh Gaza, termasuk Perdana Menteri (PM) Palestina, Ismail Haniyyah.

"Walaupun mereka kekurangan, mereka membuat makanan terbaik yang bisa mereka buat. Para pemuda Palestina memiliki semangat yang tinggi dan siap jika suatu saat mereka dibutuhkan untuk berjihad," kata Agus.

Pengiriman duta Alquran ini bertujuan untuk menguatkan hubungan baik yang telah lama dijalin antara Indonesia dan Palestina. Selain itu, dari kunjungan ini Agus mengaku belajar banyak mengenai pengelolaan masyarakat berbasis Alquran.

"Kunjungan ini juga bermanfaat untuk pembelajaran untuk mencoba membangun basis komunitas penghafal Alquran di beberapa tempat di Indonesia, terutama generasi muda. Diharapkan di masa mendatang dapat lahir para pemimpin bangsa yang dekat dengan Alquran termasuk hafiz Alquran," ujarnya.

Salah satu duta Alquran, Hanif Hibatullah (14) yang hafal 10 juz Alquran ini mengaku senang dapat menimba ilmu Alquran di Palestina.

"Saya ke Gaza dengan modal hafalan 10 juz. Di sana saya ingin menggali ilmu-ilmu yang tidak ada di sekolah. Pengalamannya sangat menyenangkan karena kami disambut dengan sangat baik terutama saat perpisahan dengan rakyat Palestina. Walaupun mereka dalam keadaan perang, namun mereka sangat memuliakan kedatangan kami," kata Hanif.

Agus menambahkan, di Palestina, para duta Al Quran memiliki kesempatan untuk menambah hafalannya. Selain itu, rombongannya begitu dimuliakan oleh warga Palestina. Bahkan beberapa di antara duta Alquran dipersilakan menjadi imam salat Tarawih di Palestina. Selain itu, mereka juga sempat menampilkan grup nasyid yang disiarkan langsung di Radio Aqsa, Palestina.

"Mereka mengajak kami ke berbagai acara di beberapa masjid, bahkan meminta kami untuk menjadi imam salat tarawih di sana. Menurut mereka, muslim Indonesia memiliki suara yang merdu," pungkasnya.

@[165544540167704:274:Fimadani]
HANYA SEBULAN DI GAZA, 8 REMAJA INDONESIA JADI HAFIZH QUR'AN.

Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dan Pesantren Tahfiz Sekolah Daarul Qur'an Internasional Bandung, Rabu (15/8) hari ini menerima kepulangan 8 duta Alquran Indonesia untuk Palestina ke Gaza. Rombongan ini telah berada di Gaza sejak 7 Juli-7 Agustus 2012.

Para duta Alquran ini masih berusia belasan tahun, 3 di antaranya berhasil menghafal 30 juz Alquran.

"Pengiriman duta Alquran ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Asia Pacific Community (Aspac) for Palestine, sebagai bentuk penghargaan terhadap Palestina di Asia Pasifik," ujar Direktur Pesantren Tahfidz Sekolah Daarul Qur'an Internasional Bandung sekaligus ketua rombongan, Ustadz Agus Sujatmiko saat jumpa pers di Gedung KNRP di Jalan Jabir Ragunan, Jakarta Selatan.

Agus mengaku sempat merasa takut membawa anak-anak binaannya ke Palestina yang sedang dalam kondisi perang. Namun ternyata suasana di sana cukup aman, sehingga mereka bisa belajar Al Quran dan melakukan banyak kegiatan lainnya.

"Sempat deg-degan bawa anak-anak ke Palestina yang sedang berperang. Tapi kami bisa belajar Alquran di sana. Kunjungan ini membuktikan sekali lagi bahwa Gaza adalah kota yang aman. Walau dalam kungkungan zionis Israel, Gaza jauh dari kesan terorisme yang selama ini digaungkan oleh pihak barat," lanjut Agus.

Rombongan Indonesia diterima baik oleh masyarakat dan tokoh Gaza, termasuk Perdana Menteri (PM) Palestina, Ismail Haniyyah.

"Walaupun mereka kekurangan, mereka membuat makanan terbaik yang bisa mereka buat. Para pemuda Palestina memiliki semangat yang tinggi dan siap jika suatu saat mereka dibutuhkan untuk berjihad," kata Agus.

Pengiriman duta Alquran ini bertujuan untuk menguatkan hubungan baik yang telah lama dijalin antara Indonesia dan Palestina. Selain itu, dari kunjungan ini Agus mengaku belajar banyak mengenai pengelolaan masyarakat berbasis Alquran.

"Kunjungan ini juga bermanfaat untuk pembelajaran untuk mencoba membangun basis komunitas penghafal Alquran di beberapa tempat di Indonesia, terutama generasi muda. Diharapkan di masa mendatang dapat lahir para pemimpin bangsa yang dekat dengan Alquran termasuk hafiz Alquran," ujarnya.

Salah satu duta Alquran, Hanif Hibatullah (14) yang hafal 10 juz Alquran ini mengaku senang dapat menimba ilmu Alquran di Palestina.

"Saya ke Gaza dengan modal hafalan 10 juz. Di sana saya ingin menggali ilmu-ilmu yang tidak ada di sekolah. Pengalamannya sangat menyenangkan karena kami disambut dengan sangat baik terutama saat perpisahan dengan rakyat Palestina. Walaupun mereka dalam keadaan perang, namun mereka sangat memuliakan kedatangan kami," kata Hanif.

Agus menambahkan, di Palestina, para duta Al Quran memiliki kesempatan untuk menambah hafalannya. Selain itu, rombongannya begitu dimuliakan oleh warga Palestina. Bahkan beberapa di antara duta Alquran dipersilakan menjadi imam salat Tarawih di Palestina. Selain itu, mereka juga sempat menampilkan grup nasyid yang disiarkan langsung di Radio Aqsa, Palestina.

"Mereka mengajak kami ke berbagai acara di beberapa masjid, bahkan meminta kami untuk menjadi imam salat tarawih di sana. Menurut mereka, muslim Indonesia memiliki suara yang merdu," pungkasnya.
 
 

0 comments:

Posting Komentar